√ Pengertian Belajar Menurut Para Ahli Beserta Karakteristik, Tujuan, dan Jenis-jenisnya

Pengertian belajar adalah


Belajar dianggap sebagai fondasi utama perkembangan manusia, sebuah perjalanan yang tak pernah berakhir dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Pada dasarnya, belajar tidak hanya terjadi di lingkup sekolah atau kursus formal, melainkan juga melalui pengalaman sehari-hari, interaksi sosial, dan eksplorasi diri.

Belajar bukan sekadar kegiatan menghadiri pelajaran atau mengikuti kurikulum tertentu; itu juga mencakup pemahaman dunia di sekitar kita, pengasahan keterampilan, dan pencapaian impian. Dalam konteks ini, artikel ini akan mengulas konsep belajar dalam berbagai bentuknya, menyoroti pentingnya belajar sepanjang hidup, serta menyajikan strategi efektif untuk meningkatkan kemampuan belajar kita.

Pentingnya belajar sepanjang hidup diakui sebagai elemen krusial dalam pengembangan pribadi. Dari tahap perkembangan anak-anak hingga fase dewasa, proses ini memberikan pemahaman mendalam tentang diri sendiri, lingkungan sekitar, dan kemampuan untuk mengatasi tantangan hidup.

Belajar tidak hanya terbatas pada ruang kelas atau buku teks; melainkan, itu melibatkan pengalaman sehari-hari yang membentuk pola pikir dan karakter. Interaksi sosial, eksplorasi diri, serta refleksi terhadap kegagalan dan kesuksesan juga merupakan bagian integral dari perjalanan belajar.

Strategi meningkatkan kemampuan belajar dapat menjadi kunci untuk meraih hasil yang optimal. Mengadopsi pendekatan seperti pembelajaran berbasis proyek, penerapan teknologi dalam pendidikan, dan peningkatan keterampilan metakognitif dapat meningkatkan efisiensi belajar. Selain itu, kesadaran terhadap gaya belajar pribadi dan penggunaan beragam sumber daya pembelajaran juga dapat memperkaya proses pembelajaran.

Dalam konteks belajar sepanjang hidup, setiap pengalaman dan interaksi memiliki potensi untuk menjadi guru yang berharga. Pemahaman konsep belajar yang holistik, bersama dengan peningkatan kemampuan belajar, membuka pintu menuju pengembangan pribadi yang berkelanjutan dan pemenuhan potensi manusia secara menyeluruh.

Baca juga: Pengertian Disiplin

Pengertian Belajar Adalah

Apa yang dimaksud dengan belajar? Pengertian Belajar adalah suatu konsep yang mencakup proses di mana individu memperoleh pengetahuan, keterampilan, pemahaman, atau sikap baru melalui pengalaman atau studi yang bersifat sistematis. Inti dari belajar melibatkan suatu transformasi atau perubahan dalam tingkah laku individu, yang dapat bersifat peningkatan pengetahuan, penguasaan keterampilan baru, perubahan sikap, atau adopsi nilai-nilai positif.

Pengertian belajar mencakup langkah-langkah otak dalam mengolah informasi sehingga dapat digunakan atau disimpan untuk keperluan masa depan. Proses ini melibatkan berbagai cara, seperti pengamatan, percobaan, praktik, serta melibatkan aspek pengajaran dan bimbingan dari orang lain.

Dalam pandangan ini, belajar bukan hanya sekadar mengumpulkan informasi, tetapi juga mengalami perubahan yang termanifestasi dalam tingkah laku sehari-hari. Peningkatan pengetahuan, penguasaan keterampilan baru, perubahan sikap, dan adopsi nilai-nilai positif merupakan hasil dari upaya individu untuk mendapatkan pemahaman mendalam dari materi yang dipelajari.

Sebagai suatu pengalaman, belajar melibatkan suatu upaya atau proses yang dilakukan oleh setiap individu. Perubahan yang terjadi dapat mencakup peningkatan pengetahuan, penguasaan keterampilan, perubahan sikap, dan adopsi nilai-nilai positif. Dengan demikian, belajar tidak hanya menjadi suatu aktifitas pasif dalam menerima informasi, melainkan sebuah usaha untuk mengalami perubahan positif sebagai hasil dari materi yang dipelajari.

Belajar memiliki pengertian atau definisi yang bervariasi, dan pendapat lain menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan kepribadian seseorang yang tercermin dalam peningkatan kualitas perilaku. Peningkatan tersebut dapat mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap, dan berbagai kemampuan lainnya.

Proses Belajar Bertahap

Proses belajar terdiri dari beberapa tahap, dimulai dari penerimaan informasi, pemrosesan dan pengorganisasian informasi tersebut, hingga kemampuan untuk mengaplikasikan atau memanfaatkannya. Penting untuk diingat bahwa belajar tidak terbatas pada lingkup pendidikan formal saja. Belajar juga dapat terjadi di berbagai konteks, seperti di lingkungan sehari-hari, tempat kerja, atau bahkan melalui interaksi sosial.

Dengan demikian, belajar menjadi suatu perjalanan yang melibatkan transformasi kepribadian individu, yang tercermin dalam peningkatan kualitas perilaku. Proses ini melibatkan berbagai aspek kehidupan, mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemampuan lainnya. Sebagai hasil dari proses belajar, individu dapat mengembangkan diri mereka di berbagai bidang, tidak hanya dalam konteks pendidikan formal, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, lingkungan kerja, dan melalui interaksi sosial.

Proses belajar memiliki sifat yang kontinu dan dapat berlangsung sepanjang kehidupan individu. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk terus memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru sepanjang perjalanan hidup mereka. Selain itu, potensi belajar juga dapat ditingkatkan dan diperdalam melalui kesadaran diri terhadap metode pembelajaran yang efektif serta penerapan strategi belajar yang sesuai.

Baca juga: Pengertian Sosialisasi

Pengertian Belajar Menurut Para Ahli

Belajar merupakan proses dinamis dan unsur pokok dalam setiap tingkat pendidikan. Untuk memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang makna belajar, pandangan beberapa ahli dapat dilihat sebagai berikut: 

1. M. Sobry Sutikno

Pandangan M. Sobry Sutikno, yang mendefinisikan belajar sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai perubahan baru melalui pengalaman pribadi dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam konteks ini, perubahan tersebut dilakukan secara sadar dengan tujuan untuk mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya.

2. Thursan Hakim

Menurut Thursan Hakim, belajar didefinisikan sebagai suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia yang tercermin dalam peningkatan kualitas dan kuantitas perilaku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan lainnya.

3. B. F. Skinner

B.F. Skinner, seorang psikolog behavioris, memandang belajar sebagai perubahan perilaku yang disebabkan oleh konsekuensi dari tindakan individu. Menurut teori penelitian Skinner, perilaku yang telah diperkuat akan lebih cenderung diulang lagi. Skinner mendefinisikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlaku secara progresif.

4. C. T. Morgan

C. T. Morgan menyatakan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan yang relatif dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang telah lalu.

5. Jean Piaget

Jean Piaget, seorang psikolog perkembangan, melihat belajar sebagai proses kognitif yang kompleks. Menurut Piaget, belajar merupakan hasil dari penyesuaian kognitif individu terhadap pengalaman baru.

6. Ivan Pavlov

Ivan Pavlov, seorang ahli psikologi yang mengembangkan teori kondisioning klasik, menyatakan bahwa belajar adalah hasil dari asosiasi antara rangsangan yang tidak terkondisikan dengan rangsangan yang terkondisikan.

Baca juga: Pengertian Evaluasi

Bentuk Ciri-Ciri Belajar

Bentuk Ciri-Ciri Belajar

Belajar memiliki beberapa ciri-ciri khas yang dapat membantu mengidentifikasinya sebagai suatu proses. Berikut dibawah ini adalah beberapa ciri-ciri belajar:

1. Proses Aktif

Belajar tidak selalu hanya terjadi secara pasif. Individu yang selalu belajar aktif terlibat dalam proses mengamati, mencerna, memahami, dan memanfaatkan informasi dengan baik atau keterampilan baru.

2. Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan

Belajar seringkali mencakup akuisisi pengetahuan baru. Individu dapat belajar tentang fakta, konsep, teori, atau prinsip-prinsip baru. 

Selain itu, proses belajar sering melibatkan pengembangan atau peningkatan keterampilan dan kemampuan. Hal Ini bisa berupa keterampilan fisik, intelektual, atau emosional.

3. Transformasi Perilaku

Suatu ciri yang sangat penting dalam proses belajar adalah perubahan dalam perilaku atau kapasitas individu. Setelah mengalami pembelajaran, individu cenderung dapat menunjukkan keterampilan atau pengetahuan baru yang telah mereka peroleh.

Terjadi transformasi dalam perilaku, melibatkan aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dan kombinasi dari ketiganya, baik yang dapat diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati. Biasanya, perubahan perilaku hasil dari belajar akan tetap atau bersifat permanen.

4. Berkaitan dengan Sasaran

Belajar sering kali terkait erat dengan tujuan atau hasil yang diinginkan. Individu belajar dengan harapan untuk mencapai sesuatu, seperti pemahaman konsep, penguasaan keterampilan, atau pencapaian tujuan pribadi. Proses belajar menjadi lebih bermakna ketika diarahkan menuju tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh individu.

5. Perjalanan Belajar Sepanjang Hidup

Belajar tidak hanya terbatas pada lingkup sekolah atau masa pendidikan formal. Ini merupakan perjalanan belajar sepanjang hidup yang terus berkembang melalui pengalaman sehari-hari, interaksi sosial, dan eksplorasi diri. Proses belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas tetapi juga dalam dinamika masyarakat di mana perilaku seseorang dapat mengalami transformasi sebagai respons terhadap lingkungannya.

Ciri-ciri ini menggambarkan kompleksitas proses belajar dan bagaimana individu berinteraksi dengan informasi dan pengalaman, membentuk pemahaman dan keterampilan baru sepanjang perjalanan hidup mereka.

Baca juga; Pengertian Efisiensi

Mengenali Tujuan Belajar Secara Umum

Mengenali Tujuan Belajar Secara Umum

Tujuan belajar menjadi landasan atau pencapaian yang diinginkan oleh individu saat terlibat dalam proses pembelajaran. Ragam tujuan ini dapat bervariasi sesuai dengan konteks, tujuan pribadi, atau target pendidikan yang lebih luas.

Menurut Sardiman, terdapat tiga tujuan utama dalam belajar, yakni:

1. Memperoleh Pengetahuan yang Luas

Tujuan belajar seringkali melibatkan akuisisi pengetahuan baru. Jenis pengetahuan yang diperoleh dapat melibatkan informasi umum, ilmiah, sejarah, atau pengetahuan yang relevan dengan bidang pekerjaan atau profesi tertentu.

Keberhasilan dalam kegiatan belajar dapat tercermin dalam peningkatan kemampuan berfikir individu. Dengan demikian, selain memperoleh pengetahuan baru, proses belajar juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir seseorang.

Dalam konteks ini, pengetahuan dianggap sebagai pendorong peningkatan kemampuan berpikir, dan sebaliknya, kemampuan berpikir akan terus berkembang melalui pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata lain, pengetahuan dan kemampuan berfikir dianggap sebagai dua elemen yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.

2. Mengasah Konsep dan Keterampilan

Banyak individu terlibat dalam proses belajar dengan tujuan mengembangkan atau meningkatkan berbagai keterampilan. Keterampilan tersebut mencakup aspek komunikasi, keahlian teknis, kemampuan pemecahan masalah, dan keterampilan sosial.

Setiap keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dapat dipandang sebagai hasil dari proses belajar. Proses penanaman konsep melibatkan pengembangan keterampilan, baik keterampilan jasmani maupun rohani.

Keterampilan Jasmani

Keterampilan jasmani mencakup kemampuan individu dalam penampilan dan gerakan yang dapat diamati. Aspek ini terkait dengan hal-hal teknis atau pengulangan yang dapat ditingkatkan melalui latihan dan pembiasaan.

Keterampilan Rohani:

Sebaliknya, keterampilan rohani cenderung lebih kompleks karena bersifat abstrak. Hal ini mencakup penghayatan, cara berpikir, dan kreativitas dalam menyelesaikan masalah atau merumuskan konsep. Keterampilan rohani melibatkan dimensi yang lebih dalam dari pemahaman dan ekspresi diri.

3. Pembentukan Sikap Positif

Kegiatan belajar memiliki dampak signifikan dalam membentuk sikap seseorang. Proses belajar tidak hanya berkaitan dengan akuisisi pengetahuan, tetapi juga dapat membentuk sikap mental individu. Dalam hal ini, pembentukan sikap mental peserta didik erat kaitannya dengan penanaman nilai-nilai, yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran di dalam diri mereka.

Dalam melibatkan diri dalam proses pembentukan sikap mental, perilaku, dan kepribadian anak didik, seorang guru perlu menerapkan pendekatan yang bijak dan hati-hati. Guru berperan sebagai contoh bagi anak didik, memerlukan kecakapan dalam memberikan motivasi, dan memiliki kemampuan untuk mengarahkan berpikir.

Pentingnya Pendekatan Guru:

Guru tidak hanya berfungsi sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai pilar utama dalam membentuk sikap positif peserta didik. Dalam membimbing proses pembelajaran, guru harus mampu memberikan contoh yang baik, memberikan motivasi, dan mengarahkan berpikir peserta didik dengan bijaksana.

Variasi Tujuan Belajar:

Tujuan belajar dapat sangat bervariasi dari individu ke individu, tergantung pada kebutuhan, minat, dan tahap kehidupan masing-masing. Terkadang, tujuan belajar dapat mencakup beberapa aspek dari tujuan di atas. Oleh karena itu, mengidentifikasi dan merencanakan tujuan belajar dengan jelas menjadi kunci untuk menjadikan proses belajar lebih efektif dan bermakna.

Baca juga : Pengertian Kompetensi

Beberapa Jenis-Jenis Belajar

Beberapa Jenis-Jenis Belajar

Belajar adalah suatu proses yang bersifat kompleks dan dapat terjadi melalui berbagai cara dan konteks. Dalam menggali lebih dalam, mari kita eksplorasi beberapa jenis belajar beserta penjelasannya:

1. Belajar Formal

Jenis belajar formal terjadi dalam lingkungan pendidikan formal, seperti di sekolah, perguruan tinggi, atau pelatihan khusus. Proses ini melibatkan pembelajaran dari guru atau instruktur melalui kurikulum yang telah ditentukan. Peserta didik mengikuti struktur pembelajaran yang telah disiapkan untuk mencapai tujuan pendidikan.

2. Belajar Informal

Belajar informal mencakup jenis belajar yang terjadi di luar konteks pendidikan formal. Ini melibatkan pembelajaran dari pengalaman sehari-hari, percobaan, observasi, atau interaksi sosial. Contohnya adalah belajar melalui membaca buku, menonton video tutorial, atau berdiskusi dengan teman-teman. Belajar ini seringkali tidak terikat pada batasan waktu atau struktur formal.

3. Belajar Kolaboratif

Jenis belajar ini melibatkan kerjasama antarindividu untuk mencapai tujuan belajar. Terjadi dalam konteks kerjasama tim, kerja kelompok, atau melalui berbagi pengalaman dan pengetahuan yang luas. Belajar kolaboratif menekankan pentingnya berinteraksi dengan orang lain dalam mencapai pemahaman yang lebih baik dan mendalam. Proses ini juga menciptakan lingkungan di mana peserta didik dapat belajar satu sama lain.

4. Belajar Mandiri

Belajar mandiri adalah keterampilan individu untuk belajar secara mandiri tanpa bimbingan eksternal. Ini mencakup kemampuan menggunakan sumber daya seperti buku, internet, atau sumber-sumber belajar lainnya. Dalam belajar mandiri, individu dapat mengendalikan tempo belajar mereka sendiri, menyesuaikan metode pembelajaran sesuai kebutuhan pribadi, dan menggali topik-topik yang memicu minat mereka.

5. Belajar Kondisioning

Belajar kondisioning melibatkan proses di mana individu mengasosiasikan rangsangan tertentu dengan respon tertentu. Ada dua bentuk kondisioning yang paling terkenal seperti kondisioning klasik (seperti yang telah diajukan oleh Pavlov) dan kondisioning operant (seperti yang telah diajukan oleh Skinner). Kondisioning klasik melibatkan pembentukan asosiasi antara rangsangan yang tidak terkondisikan dengan rangsangan yang terkondisikan, sementara kondisioning operant berfokus pada konsekuensi dari perilaku.

6. Belajar Kognitif

Jenis belajar ini terlibat dalam pemrosesan informasi, pemahaman, dan pengembangan pengetahuan. Individu belajar dengan memikirkan dan memahami konsep-konsep. Kognisi melibatkan proses mental seperti persepsi, ingatan, pemecahan masalah, dan bahasa. Dalam belajar kognitif, fokus diberikan pada bagaimana informasi dipahami dan diolah oleh otak, memungkinkan individu untuk membangun pemahaman yang mendalam dan kontekstual.

7. Belajar Melalui Observasi

Teori belajar sosial oleh Albert Bandura menegaskan bahwa individu dapat memperoleh pengetahuan dengan mengamati perilaku orang lain dan meniru tindakan tersebut. Dikenal sebagai belajar melalui observasi atau pembelajaran modeling, pendekatan ini memungkinkan seseorang untuk mengembangkan keterampilan atau sikap tertentu dengan mengikuti contoh yang diberikan oleh peran model.

8. Belajar Konseptual

Belajar konseptual terkait erat dengan pemahaman konsep-konsep dan teori dalam berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan, matematika, atau ilmu sosial. Fokus utamanya adalah pada pemahaman mendalam terhadap ide-ide abstrak dan konsep-konsep kompleks. Dalam belajar konseptual, individu tidak hanya menghafal informasi, tetapi juga dapat mengaitkan, menerapkan, dan mengkomunikasikan konsep-konsep tersebut dengan kontekstual.

9. Belajar Eksperimental

Belajar eksperimental melibatkan pelaksanaan percobaan dan penelitian untuk memperoleh pengetahuan baru. Pendekatan ini sering ditemukan dalam ilmu pengetahuan dan metode ilmiah, di mana individu terlibat dalam kegiatan eksperimen untuk memahami prinsip-prinsip dasar atau menguji hipotesis. Belajar eksperimental mendorong keterlibatan langsung dan pengalaman praktis sebagai sarana pembelajaran.

10. Belajar Bahasa

Belajar bahasa adalah pengalaman khusus di mana individu mengembangkan keterampilan berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa tertentu. Ini tidak hanya mencakup aspek linguistik, tetapi juga melibatkan pemahaman budaya, ekspresi diri, dan komunikasi efektif. Dengan belajar bahasa, seseorang dapat membuka pintu ke dunia yang lebih luas, memperdalam koneksi dengan orang lain, dan menggali kekayaan literatur dan pemikiran yang tersedia dalam bahasa tersebut.

11. Belajar Sosial

Jenis belajar ini menekankan pada interaksi sosial dan pengaruh lingkungan sosial terhadap pembentukan pengetahuan dan perilaku. Setiap individu belajar dari norma sosial, budaya, dan nilai-nilai masyarakat di mana mereka menetap atau tinggal. Melalui proses ini, seseorang dapat memahami dinamika interaksi sosial, mengembangkan empati, dan membentuk identitas sosialnya.

12. Belajar Abstrak

Belajar abstrak membawa kita ke ranah konsep-konsep atau ide-ide yang tidak selalu memiliki keberadaan fisik atau konkret. Ini melibatkan pemikiran kritis dan pemahaman mendalam tentang konsep-konsep tersebut. Dengan memperdalam pemahaman abstrak, individu dapat mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi, mengeksplorasi ide-ide kompleks, dan melihat hubungan antar konsep dengan lebih jelas.

Baca juga: Pengertian Dedikasi

Kesimpulan

Berbagai jenis belajar memberikan gambaran tentang cara dan konteks di mana proses belajar dapat terjadi. Preferensi, kebutuhan, dan situasi belajar individu dapat memengaruhi kecenderungan penggunaan jenis belajar tertentu.

Dari pembahasan di atas, kita dapat menarik pemahaman bahwa pengertian belajar mencerminkan beragam pendekatan dan sudut pandang. Bagaimana individu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman baru dapat diinterpretasikan melalui lensa jenis belajar yang berbeda. Pandangan ini bisa berbeda-beda tergantung pada konteks disiplin ilmu dan sudut pandang teoretis yang digunakan oleh individu tersebut.

Pentingnya mengakui keragaman jenis belajar ini adalah langkah awal untuk memahami kompleksitas proses belajar. Dengan demikian, pemahaman ini membantu meningkatkan wawasan tentang bagaimana kita belajar dan memberikan dasar bagi pengembangan strategi pembelajaran yang lebih efektif.

Demikianlah paparan singkat mengenai pengertian belajar, tujuan, ciri-ciri, serta ragam jenis belajar. Semoga artikel ini tidak hanya bermanfaat, tetapi juga melengkapi pemahaman Anda tentang proses belajar yang beragam dan dinamis.

Share

0 Response to "√ Pengertian Belajar Menurut Para Ahli Beserta Karakteristik, Tujuan, dan Jenis-jenisnya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel