√ Pengertian Manajemen Risiko: Jenis, Komponen, dan Tujuannya (Lengkap)

Manajemen risiko


Sebenarnya apa itu manajemen risiko? Untuk memahami konsep ini, kita perlu mengetahui definisi dari masing-masing kata yaitu “manajemen” dan “risiko”. 

Kata manajemen berarti mengendalikan atau mengatur sesuatu. Sedangkan untuk kata risiko berarti situasi yang tidak pasti dan mungkin memiliki konsekuensi atau akibat. 

Jadi apa yang dimaksud dengan manajemen risiko? Yuk simak pembahasannya di artikel ini.

Pengertian Manajemen Risiko

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata risiko adalah akibat yang tidak menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu kegiatan. Kata manajemen berarti mengendalikan, mengatur atau mengontrol sesuatu hal. 

Dalam hal ini, manajemen risiko mengacu pada pendekatan atau metode dalam menghadapi  ketidakpastian. Ketidakpastian ini dapat terwujud dalam bentuk ancaman, kehilangan, kerugian, dan kemungkinan lain yang mungkin timbul yang tidak diinginkan oleh pihak tersebut. 

Secara umum, pengertian manajemen risiko adalah proses mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, memantau, dan berusaha menghindari, meminimalkan, atau bahkan menghilangkan potensi risiko.

Baca juga: Pengertian Evaluasi

Manajemen Risiko Menurut Para Ahli

Beberapa pakar ahli di bidang ilmu manajemen menjelaskan pengertian manajemen risiko dan apa itu manajemen risiko, diantaranya sebagai berikut:

1. Mark S. Dorfman

Menurut pendapat Dorfman, risk management atau manajemen risiko adalah proses logis yang dirancang untuk memahami eksposur kerugian.

2. Stephen D. Smith

Menurut Stephen D. Smith, risk management atau manajemen risiko adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan mengelola secara finansial risiko yang mengancam aset dan pendapatan suatu perusahaan atau proyek yang dapat menyebabkan kerugian pada perusahaan.

3. Bramantyo Djohanputro

Menurut pendapat Bramantyo Djohanputro, pengertian manajemen risiko adalah suatu proses yang diterapkan secara metodis dan sistematis di mana manajemen risiko diidentifikasi, diukur, dipetakan, dikembangkan, dipantau dan dikendalikan. 

Manajemen risiko adalah proses terstruktur dan sistematis untuk mengidentifikasi, mengukur, memetakan, dan mengembangkan alternatif manajemen risiko.

4. Irham Fahmi

Menurut pendapat Irham Fahmi, pengertian manajemen risiko adalah suatu disiplin ilmu yang melihat secara khusus bagaimana organisasi menerapkan langkah-langkah untuk memetakan segala permasalahan dengan metode pengelolaan yang komprehensif secara sistematis dan menyeluruh.

5. Soeisno Djojosoedarso

Menurut pendapat Soeisno Djojosoedarso, manajemen risiko adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam manajemen risiko, khususnya mengenai risiko yang dihadapi oleh organisasi, keluarga dan masyarakat.

Bagian ini termasuk perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan/koordinasi dan pemantauan (termasuk evaluasi) program manajemen risiko.

6. Robert Tampubolon

Menurut pendapat Robert Tampubolon, pengertian manajemen risiko adalah proses yang terarah dan  proaktif yang ditujukan untuk memperhitungkan kemungkinan kegagalan suatu transaksi atau instrumen atau bagian darinya.

8. COSO

Menurut pendapat COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission), manajemen risiko adalah proses yang dilakukan oleh dewan, manajemen, dan karyawan lainnya, yang diterapkan dalam menentukan strategi dan di seluruh perusahaan dengan tujuan mengidentifikasi kemungkinan kejadian yang dapat mempengaruhi entitas dan memitigasi risiko, untuk memberikan kepastian yang memadai bahwa tujuan entitas akan tercapai.

Baca juga: Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli

Tujuan Manajemen Risiko

Tujuan Manajemen Risiko Adalah

Manajemen risiko adalah praktik umum dalam bisnis atau perdagangan. Manajemen risiko perusahaan atau entitas ekonomi memiliki enam tujuan, antara lain:

1. Sosialisasi Manajemen Risiko

Pengembangan keterampilan individu dan manajemen untuk mensosialisasikan pemahaman tentang risiko dan pentingnya manajemen risiko (risk management).

2. Melindungi Perusahaan

Untuk melindungi perusahaan dari risiko serius yang dapat menghambat pencapaian tujuan perusahaan.

3. Membantu Pembuatan Kerangka Kerja

Tujuan manajemen risiko membantu pembuatan kerangka kerja manajemen risiko yang sesuai dengan risiko yang ada pada proses bisnis dan operasi perusahaan.

4. Mendorong Manajemen Bertindak Proaktif 

Mendorong perusahaan bertindak proaktif untuk mengurangi potensi risiko dan menjadikan manajemen risiko sebagai sumber keunggulan kompetitif dan kinerja perusahaan.

5. Sebagai Peringatan untuk Berhati-Hati

Seluruh individu dalam perusahaan dihimbau untuk bertindak hati-hati dalam menghadapi risiko perusahaan guna mencapai tujuan yang diinginkan bersama.

6. Meningkatkan Kinerja Perusahaan

Membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan memberikan informasi tingkat risiko yang disebutkan dalam kartu risiko/risk map. Ini juga berguna untuk mengembangkan strategi dan terus meningkatkan perbaikan manajemen risiko.

Baca juga: Manajemen Perusahaan

Jenis-Jenis Manajemen Risiko

Jenis-jenis manajemen risiko

Seiring dengan perkembangan sampai saat ini, manajemen risiko terbagi menjadi beberapa aspek; Risiko operasional, risiko ancaman, risiko keuangan, risiko strategis. Berikut penjelasan ringkasnya:

1. Manajemen Risiko Operasional

Manajemen ini menangani risiko yang timbul dari kegagalan proses internal seperti kesalahan manusia, kegagalan sistem, faktor eksternal seperti bencana, dan sebagainya. Manajemen risiko operasional memiliki empat faktor risiko, antara lain orang, proses, sistem, dan kejadian eksternal. 

Dengan memahami manajemen risiko ini, perusahaan dapat mengambil tindakan preventif atau bahkan sanksi jika terjadi kejadian yang tidak terduga untuk menjaga kapasitas produksi dan pelayanan.

2. Manajemen Hazard

Manajemen risiko berkaitan dengan kemungkinan kondisi yang dapat menyebabkan kebangkrutan dan kerugian. Ketika kita berbicara tentang risiko, secara alami kita juga berbicara tentang perilaku. 

Risiko perilaku, mis. tindakan yang dapat menimbulkan kejadian yang dapat menimbulkan kerugian usaha. Dalam hal ini ada tiga jenis ancaman yang perlu diperhatikan, yaitu ancaman hukum (legal hazard), ancaman fisik (physical hazard) dan ancaman moral (moral hazard).

  • Contoh legal hazard misalnya pelanggaran atau pengabaian aturan bisnis yang dapat mengakibatkan kebangkrutan, seperti pelanggaran SOP atau aturan perusahaan yang pada akhirnya berakibat fatal. 
  • Contoh physical hazard dapat berupa mesin tua yang menimbulkan risiko kerugian selama produksi, seperti kecelakaan karyawan yang disebabkan oleh mesin, dan lain-lain. 
  • Moral hazard adalah contoh sikap merugikan seorang karyawan di lingkungan kerja. Misalnya karyawan yang tidak jujur dan sering menggelapkan uang, atau karyawan yang tidak melayani konsumen dengan baik, yang berdampak negatif bagi perusahaan.

3. Manajemen Risiko Finansial

Manajemen risiko keuangan adalah upaya untuk memitigasi risiko dan melindungi hak properti, laba, properti, dan aset entitas ekonomi. Dalam praktiknya, proses manajemen risiko ini melibatkan identifikasi, penilaian, dan pengelolaan risiko ketika ditemukan masalah yang mengancam keberlanjutan organisasi. 

Manajemen sangat penting karena merupakan salah satu sumber daya perusahaan. Oleh karena itu, akuntan harus benar-benar mempertimbangkan berbagai risiko lain yang terkait dengan pembiayaan seperti: 

  • Risiko likuiditas 
  • Gangguan pasar 
  • Risiko kredit 
  • Risiko regulasi 
  • Risiko pajak 
  • Risiko akuntansi

Pengelolaan ini juga tidak terlepas dari pertukaran mata uang. nilai tukar terkait erat dengan perubahan inflasi, neraca perdagangan, kapasitas utang, suku bunga, dan lainnya.

4. Manajemen Resiko Strategis

Manajemen ini berhubungan dengan pengambilan keputusan. Biasanya, risiko muncul dari keadaan tak terduga yang melemahkan kemampuan trader untuk menerapkan strategi yang direncanakan. Dalam hal ini, beberapa faktor seperti risiko operasional, risiko kerusakan aset, risiko persaingan atau bahkan risiko waralaba (jika ada). 

Sebagaimana disebutkan dalam definisi manajemen risiko perusahaan di atas, untuk mengidentifikasi risiko yang paling mungkin dan merugikan perusahaan, perlu diperhatikan hal-hal penting, dapat dibuat daftar berikut daftar risikonya: 

  • Penilaian risiko tersebut menurut kecenderungannya dan juga dampaknya 
  • Penilaian kondisi saat ini  
  • Rencana tindakan, jika risiko terburuk benar-benar terwujud
Baca juga: Pengertian Manajemen Waktu

Komponen Manajemen Risiko

Komponen manajemen risiko

Manajemen risiko memiliki beberapa komponen dan proses risk management. Menurut COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission), komponen tersebut diantaranya adalah:

1. Lingkungan Internal (Internal Environment)

Komponen ini adalah sikap manajemen di semua tingkatan terhadap aktivitas pada umumnya dan konsep pengendalian pada khususnya. Ini termasuk: etika, kompetensi dan integritas, dan kepentingan dalam kesejahteraan organisasi.

2. Penentuan Sasaran (Objective Setting)

Perusahaan menetapkan tujuan operasional sebagai dasar untuk mengidentifikasi dan mengelola semua risiko. Sasaran ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu 

  • Strategic objective; memfokuskan upaya untuk mewujudkan visi dan misi. 
  • Activity objective: fokus pada kegiatan operasional, pelaporan dan pelaksanaan

3. Identifikasi Peristiwa (Event Identification)

Manajemen mengidentifikasi berbagai kemungkinan kejadian yang mempengaruhi strategi dan pencapaian tujuan perusahaan. Berbagai kejadian yang tidak pasti tersebut dapat berdampak positif, namun juga dapat menimbulkan risiko.

4. Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Dengan bantuan analisis risiko, organisasi dapat mengevaluasi suatu peristiwa atau situasi dan hubungannya dengan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen harus menganalisis dampak dari risiko tersebut dari dua perspektif yang berbeda, yaitu: 

  • Likelihood (kecenderungan/kemungkinan). 
  • Impact/ consequence (besarnya realisasi risiko).

5. Tanggapan Risiko (Risk Response)

Manajemen mengevaluasi risiko dan kemudian menentukan sikap atau tanggapan terhadap risiko tersebut. Tanggapan manajemen ini tergantung pada risiko apa yang sedang dihadapi 

Jawaban atau tanggapan dapat berupa: 

  • Penghindaran risiko (avoidance
  • Pengurangan risiko (reduction
  • Transfer risiko (sharing
  • Penerimaan risiko (acceptance)

6. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Proses ini merupakan penyusunan prosedur atau praktik yang membantu memastikan bahwa risiko yang dipilih ditanggapi secara memadai dan tepat. Fungsi tersebut meliputi: 

  • Pengembangan kebijakan dan prosedur operasi 
  • Pelimpahan wewenang 
  • Mengamankan aset perusahaan 
  • Pemisahan fungsi 
  • Pengawasan

7. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Kegiatan ini berfokus pada mengidentifikasi dan mengkomunikasikan informasi kepada pihak terkait melalui sarana komunikasi yang tepat. Dengan demikian, seluruh penerima informasi dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik. 

Beberapa faktor penting dalam penyampaian informasi adalah: 

  • Kualitas informasi 
  • Arah komunikasi 
  • Alat komunikasi 

8. Pemantauan (Monitoring)

Pemantauan atau monitoring merupakan bagian terakhir dari manajemen risiko. Proses pemantauan terus dilakukan  untuk memastikan bahwa komponen lainnya bekerja sebagaimana mestinya. Dalam proses pemantauan, penting untuk mempertimbangkan pelaporan yang tidak lengkap atau berlebihan.

Baca juga : Pengertian Manajemen Administrasi

Di atas adalah penjelasan singkat tentang pengertian manajemen risiko mulai dari pengertian, tujuan, jenis dan komponennya. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan Anda.

Share

0 Response to "√ Pengertian Manajemen Risiko: Jenis, Komponen, dan Tujuannya (Lengkap)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel